.

.

.

.

my first script | LENSA

Saturday, November 10, 2012 § 0

entah ini script apa ini yg dibikin dalam waktu 1 jam.. mepet -__- tgl pengumpulan yg sama bikin hari itu juga
buat tugas @klubFIAGRA :D
baru di upload sekarang ehehe.. enjoy; sorry (messy) but; thanks for likes


LENSA

Sekelompok anak ini bukan hanya anak kuliah yang suka menghabiskan masa mudanya dengan belajar, mereka sadar bahwa kehidupan kampus belum cukup. Persahabatan satu kali dalam satu minggu; 6 hari lainnya mereka akan berpura-pura tak mengenal. Berpura-pura. Itu perjanjiannya.

Nuel: “Kau kemarin jalan dengan siapa disana? Yakin nanti tak ketahuan dengan pacar kau yang baru?”
Nando: “Gue makan sama dia lo gausah pakai logat lo yang nuduh itu! Gue masih sayang Sarah.” “Eh, jangan-jangan lo foto gue terus lo tunjukkin ke Sarah?”
Nuel: “Ya aku tau, tau! Foto? Aman!”

Dion, Viko terlihat memarkir motor mereka dan berteriak kegirangan dari jalan memanggil Nuel dan Nando yang asik di angkringan kopi joss.

Viko: “kemana yang asik malam ini?”
Dion: “Tunggu jam 12 malam; nanti kuberitau”
>>>>>
Termenung sesaat; tiba-tiba || Dion:  “Woi Vik, ngelamun apaan sih? Ini kopi lo!”
Cuma tersenyum dan menggeser minuman ke arahnya; viko bersandar dan merasa seperti bermimpi,
>>>>>
Jalan ini memang familiar bagi mereka, hanyasaja ada yang kurang karena malam ini terlihat ada dua remaja putri dengan gadget baru yang mereka bawa di tempat seperti ini. Tempat ini ramai di siang hari, namun aktifitasnya mulai berkurang, apalagi ini tengah malam. Kadang ada nak-anak yang biasa menggambari dinding-dinding dengan brush; seni masa kini.

Mereka berempat adalah hunter, dengan kamera mereka. Masing-masing mempunyai ciri khas sendiri, tapi satu hal, mereka suka streetart. Ketika mereka mulai menyebar mencari spot pilihan mereka, Viko berjalan ke arah yang cukup sepi; tepat diseberang dua anak yang membawa gadget lengkap yang asik sendiri tertawa terbahak-bahak.

Bukan itu yang ingin ia perhatikan; tapi beberapa meter disana, ada seseorang yang duduk sambil merokok;  terlihat punggungnya saja. Sambil memainkan lensanya; memutar menu yang iseng digunaknannya; viko melihat suatu hal yang aneh, ada benda yang memantulkan cahaya di tangan orang itu, sekilas ia tak yakin sampai akhirnya orang itu bergegas memacu sepedamotornya dan mendekati dua remaja tadi; memaksa mengambil barang berharga mereka; lalu kabur.

Mulai memindahkan memory kameranya ke laptop;
Tidak sadar ternyata kejadian itu telah ada di kameranya ; ternyata Viko mengambil video dari kejadian itu.. setelah dilihatnya; orang yang melakukan hal itu adalah; kakaknya sendiri.

Meledak. Marah. Kecewa. Viko sendiri kalut dengan pikirannya; entah apa yang akan dilakukkannya ketika melihat wajah kakaknya dirumah nanti.
Dia tak sanggup membayangkan pikirannya...



menunjukkan video “Liat ini! Vino lo pikir hal ini bisa bikin mama bangga sama lo? Lo kira mama ngapain aja kerja buat penuhin apa yang lo minta? Anjing lo!”
“itu bukan gue”
“alesan, ini motor lo kan? Dan jaket yang lo pakai kemarin itu jaket gue. Gausah alesan lagi, najis gue punya sodara kaya’ lo. “
“gue punya alesan Vik, meski alesan gue aneh, ya udah terlanjur ngelakuin itu semua, kasih waktu ke gue nanti gue jelasin semua ke elo, tapi sekarang belum bisa.”
“oya? Mending lo gausah anggep gue adik dan serahin aja diri lo ke polisi.”

>>>>> 

Nando: “Woi Vik, mikirin apaan? Ada yang telfon dari Om Tono tuh”
Melihat pesan dari Om Tono, viko terlihat lemas. Seakan ia tak percaya, tertawa datar sekali lagi ia bingung dan merasa ini semua Cuma mimpinya....
“vik, yang sabar ya sebelumnya.. Om ini di UGD, dokter udah usaha keras buat kakakmu, tapi dokter belum berhasil. Mama dikabarinpelan-pelan ya, Viko harus kuat buat mama kalian”

..... Di telfon, Om Tono: “Halo vik, yang sabar ya”
Viko: “ini yang Om maksud siapa?”

Om Tono: “Om juga tiba-tiba dikabarin sama polisi bawahan Om kalau Vino sudah di rumah sakit; luka tusuk, dan sudah pendarahan hebat; ada yang nge jambret dia tadi.”

Vino pun diam dan tidak bingung harus bilang apa... dijambret? Luka tusuk? Ini.....karma?
Satu hal yang juga ada di pikirannya saat ini..... “astaga, mama”

Viko merasa hilang pikiran; tapi satu hal yang bisa membuatnya sadar walau sedikit “Ya, masih ada mama” disaat ia membuka kamarnya, terselip sebuat surat dengan amplop putih bertulis;

Maaf,

Jantung viko berdetak kencang, tak sabar ia membuka surat itu...

“gue tau apa yang lo pikirin.. lo anggep gue pengecut? Ya terserah lo, satu hal, gue bukan pengecut, gue CUMA butuh kepercayaan adek gue sendiri. Alesan kenapa gue jadi brandal kemarin; itu survey gue. Gue bikin film, yah script writernya. Film pendek sih, ada adegan nge jambret yg gue juga pengen tau rasanya itu kaya’ gimana. Jadi lo salah paham, sorry gue belum bisa ceritain itu seminggu kemarin; tapi hari ini ada satu hal lagi yang lo harus tau,
FILM GUE MENANG FILM PENDEK!! Nanti malem kereta gue berangkat jam 8; jgn bilang mama dulu, gue mau kasih kejutan pas pulang bawa piala.
Sorry bro, yakin aja gue tetep kakak lo yang keren., hehe”

Surat itu terjatuh di lantai, yang terdengarhanya tangis Viko
(fin)
By: Asti Kusuma A Wardani

What's this?

You are currently reading my first script | LENSA at +ASTUNGKARA.

meta

§ Leave a Reply