“Walk with the dreamers, the believers, the courageous, the cheerful, the planners, the doers, the successful people with their heads in the clouds and their feet on the ground. Let their spirit ignite a fire within you to leave this world better than when you found it...”
Apa yang membuatku datang kesini setelah SMP mulai terlihat dengan nyata, mulai muncul seperti GPS di navigasi android ke tempat yang ingin dituju. Aku belum mengganti cita-citaku sejak aku tau apa itu arsitek, sejenak kalau lelah aku akan mengganti cita-citaku untuk jadi seorang istri diplomat. ahahaha
weits, pada kaget liat saya ber hijab hari ini? yap itu cerita lain yg hari ini masuk di salah satu keinginan yg besar, tapi selain itu ada beberapa hal lagi. Saya tergila-gila dengan kebudayaan. Kalau tau caranya pun mungkin mau banget jadi mentri pariwisata atau mentri bidang kekayaan pusaka Indonesia, sepertinya tidak jauh dari profesi seorang arsitek. Sore ini iseng masuk ke ruang penelitian dosen saya yang (menurut saya) paling jago sketsa, beliau sedang meneliti dan membuat buku tentang BNI Yogyakarta mulai dari sejarah, fungsional, hingga perkembangan desain gedung ini.
(Bank BNI 46) BNI Yogyakarta 1925 |
Dirancang oleh arsitek Jawa R. Sindutomo pada tahun 1923. Selama Perang Dunia II digunakan oleh pasukan pendudukan Jepang sebagai markas mereka. Setelah Jepang menyerah gedung ini menjadi lokasi sementara dari radio republik Indonesia, sebelum bank didirikan pada tahun 1946. Bangunan ini berlokasi di ujung selatan jalan Ahmad Yani, di samping Kantor Pos Pusat.
BNI Yogyakarta 2010 |
Sedikit cerita yg ku kutip dari http://medanprijaji.blogspot.com "PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) ternyata lahir di Yogyakarta dan diresmikan oleh Wapres Moh Hatta. Bank BNI merupakan bank yang cukup tua dan hanya terpaut satu tahun dengan kemerdekaan bangsa. Kelahiran bank ini dibidani oleh Margono Djojohadikusumo pada 5 Juli 1946. Namun oleh pemerintah baru diresmikan setahun setelah proklamasi tepatnya 17 Agustus 1946."
Suatu bangunan bagiku itu seperti sepasang mata besar yang melihat kita bergerak, mereka seakan terlihat muram ketika semua tatanan disekitarnya mulai berubah negatif. Jogja itu sangat beruntung, merdeka sebelum Indonesia dijajah dan mempunyai bangunan dengan sejarah kuat dan agung. Semakin suatu bangunan itu digunakan maka tingkat kerusakannya semakin berkurang.. yap, rumah kosong dan rumah yg diisi lebih cepat rusak yang mana?
menjaga.
setidaknya satu kata ini yang ingin kulakukan. belajar keras untuk melakukan itu.
setiap manusia punya keberuntungannya sendiri
akupun merasa beruntung mempunyai keinginan ini
dari gedung BNI tadi sebenernya ada lagi pertunjukan dari anak Panti Asuhan di Jogja, sudah mau kesana tapi ternyata ada aja hal yang bikin ngga kesana. eh tapi ada sms kalau anak #timteratai juga ngadain baksos untuk beberapa waktu kedepan, setidaknya selalu ada kabar pengganti yang baik. plus buku yg dari dulu mau di sumbangin itu akhirnya bisa dimanfaatkan. Semoga kegiatan diluar makin menunjang kuliah. hoho~
ibarat jadi pematung
dari bongkah batu
lalu membentuk
menjadi rupa
hingga mempunyai arti
terimakasih aku dilahirkan di Indonesia :)