buat tugas @klubFIAGRA :D
baru di upload sekarang ehehe.. enjoy; sorry (messy) but; thanks for likes
LENSA
Sekelompok
anak ini bukan hanya anak kuliah yang suka menghabiskan masa mudanya dengan
belajar, mereka sadar bahwa kehidupan kampus belum cukup. Persahabatan satu kali dalam satu minggu; 6 hari lainnya mereka akan berpura-pura
tak mengenal. Berpura-pura. Itu perjanjiannya.
Nuel: “Kau kemarin jalan dengan siapa
disana? Yakin nanti tak ketahuan dengan pacar kau yang baru?”
Nando: “Gue makan sama dia lo gausah pakai
logat lo yang nuduh itu! Gue masih sayang Sarah.” “Eh, jangan-jangan lo foto
gue terus lo tunjukkin ke Sarah?”
Nuel: “Ya aku tau, tau! Foto? Aman!”
Dion,
Viko terlihat memarkir motor mereka dan berteriak kegirangan dari jalan
memanggil Nuel dan Nando yang asik di angkringan kopi joss.
Viko: “kemana yang asik malam ini?”
Dion: “Tunggu jam 12 malam; nanti kuberitau”
>>>>>
Termenung
sesaat; tiba-tiba || Dion: “Woi Vik, ngelamun apaan sih? Ini kopi lo!”
Cuma
tersenyum dan menggeser minuman ke arahnya; viko bersandar dan merasa seperti
bermimpi,
>>>>>
Jalan
ini memang familiar bagi mereka, hanyasaja ada yang kurang karena malam ini
terlihat ada dua remaja putri dengan gadget baru yang mereka bawa di tempat
seperti ini. Tempat ini ramai di siang hari, namun aktifitasnya mulai berkurang,
apalagi ini tengah malam. Kadang ada nak-anak yang biasa menggambari
dinding-dinding dengan brush; seni masa kini.
Mereka
berempat adalah hunter, dengan kamera mereka. Masing-masing mempunyai ciri khas
sendiri, tapi satu hal, mereka suka streetart. Ketika mereka mulai menyebar
mencari spot pilihan mereka, Viko berjalan ke arah yang cukup sepi; tepat
diseberang dua anak yang membawa gadget lengkap yang asik sendiri tertawa
terbahak-bahak.
Bukan
itu yang ingin ia perhatikan; tapi beberapa meter disana, ada seseorang yang
duduk sambil merokok; terlihat punggungnya saja. Sambil memainkan lensanya;
memutar menu yang iseng digunaknannya; viko melihat suatu hal yang aneh, ada
benda yang memantulkan cahaya di tangan orang itu, sekilas ia tak yakin sampai
akhirnya orang itu bergegas memacu sepedamotornya dan mendekati dua remaja
tadi; memaksa mengambil barang berharga mereka; lalu kabur.
Mulai memindahkan memory kameranya ke
laptop;
Tidak sadar ternyata kejadian itu telah ada
di kameranya ; ternyata Viko mengambil video dari kejadian itu.. setelah
dilihatnya; orang yang melakukan hal itu adalah; kakaknya sendiri.
Meledak. Marah. Kecewa. Viko sendiri kalut
dengan pikirannya; entah apa yang akan dilakukkannya ketika melihat wajah
kakaknya dirumah nanti.
Dia tak sanggup membayangkan pikirannya...
menunjukkan video “Liat ini! Vino lo pikir hal ini bisa bikin mama bangga sama lo? Lo kira
mama ngapain aja kerja buat penuhin apa yang lo minta? Anjing lo!”
“itu
bukan gue”
“alesan,
ini motor lo kan? Dan jaket yang lo pakai kemarin itu jaket gue. Gausah alesan
lagi, najis gue punya sodara kaya’ lo. “
“gue
punya alesan Vik, meski alesan gue aneh, ya udah terlanjur ngelakuin itu semua,
kasih waktu ke gue nanti gue jelasin semua ke elo, tapi sekarang belum bisa.”
“oya?
Mending lo gausah anggep gue adik dan serahin aja diri lo ke polisi.”
>>>>>
Nando: “Woi
Vik, mikirin apaan? Ada yang telfon dari Om Tono tuh”
Melihat pesan dari Om Tono, viko terlihat
lemas. Seakan ia tak percaya, tertawa datar sekali lagi ia bingung dan merasa
ini semua Cuma mimpinya....
“vik,
yang sabar ya sebelumnya.. Om ini di UGD, dokter udah usaha keras buat kakakmu,
tapi dokter belum berhasil. Mama dikabarinpelan-pelan ya, Viko harus kuat buat
mama kalian”
..... Di telfon, Om Tono: “Halo vik, yang sabar ya”
Viko:
“ini yang Om maksud siapa?”
Om Tono:
“Om juga tiba-tiba dikabarin sama polisi bawahan Om kalau Vino sudah di rumah sakit;
luka tusuk, dan sudah pendarahan hebat; ada yang nge jambret dia tadi.”
Vino pun diam dan tidak bingung harus
bilang apa... dijambret? Luka tusuk? Ini.....karma?
Satu hal yang juga ada di pikirannya saat
ini..... “astaga, mama”
Viko
merasa hilang pikiran; tapi satu hal yang bisa membuatnya sadar walau sedikit “Ya, masih ada mama” disaat ia membuka
kamarnya, terselip sebuat surat dengan amplop putih bertulis;
Maaf,
Jantung
viko berdetak kencang, tak sabar ia membuka surat itu...
“gue
tau apa yang lo pikirin.. lo anggep gue pengecut? Ya terserah lo, satu hal, gue
bukan pengecut, gue CUMA butuh kepercayaan adek gue sendiri. Alesan kenapa gue
jadi brandal kemarin; itu survey gue. Gue bikin film, yah script writernya. Film
pendek sih, ada adegan nge jambret yg gue juga pengen tau rasanya itu kaya’
gimana. Jadi lo salah paham, sorry gue belum bisa ceritain itu seminggu kemarin; tapi
hari ini ada satu hal lagi yang lo harus tau,
FILM GUE MENANG FILM PENDEK!! Nanti malem kereta gue berangkat jam 8; jgn bilang mama dulu, gue mau kasih kejutan pas pulang bawa piala.
FILM GUE MENANG FILM PENDEK!! Nanti malem kereta gue berangkat jam 8; jgn bilang mama dulu, gue mau kasih kejutan pas pulang bawa piala.
Surat itu terjatuh di lantai, yang terdengarhanya tangis Viko
(fin)